top of page

SI MANIS JEMBATAN ANCOL 

SI MANIS JEMBATAN ANCOL STORY

dFTmMQlrmnncCnR8lPX-Y3AYru61BJ8RKPdMM2mogV4=_plaintext_638043485231205909_edited.jpg

Sebut saja Jembatan Ancol, yang dahulu merupakan jembatan goyang, yang terletak di Jakarta Utara Jembatan ini lebih ‘populer’ dibanding dengan jembatan lain yang lebih besar dan lebih bagus di Jakarta. Bukan karena keunikan bentuk bangunan atau ukuran jembatan ini, melainkan cerita di balik jembatan ini.

Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika itu hari telah gelap dan gerimi mulai turun. Sesuai permintaan perempuan tersebut, sang pelukis mulai menyapukan kuasnya pada permukaan kanvas. Namun, saat sang pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Mitos ini sudah dimulai puluhan tahun sebelumnya. Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang (tambak), seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam dan membayar pendayung tersebut dengan daun. Keterangan ini didapat dari Kostan Simatupan, seorang fotografer keliling di Ancol.

​

Call it the Ancol Bridge, which used to be a rocking bridge, located in North Jakarta. This bridge is more 'popular' compared to other bigger and better bridges in Jakarta. Not because of the unique shape of the building or the size of this bridge, but the story behind this bridge.

In 1995, a painter in Ancol was visited by a woman who asked to be painted. By that time it was dark and it started to drizzle. According to the woman's request, the painter began to sweep his brush over the surface of the canvas. However, when the painter had just drawn half of her body, the woman disappeared. Residents believe that the woman is Si Manis Ancol Bridge. This myth has been started decades earlier. In the 60s when the Ancol area was still a pond, a boatman once met Si Manis. The woman boarded the boat at night and paid the rower with leaves. This information was obtained from Kostan Simatupan, an itinerant photographer in Ancol.

bottom of page