top of page

KUMBAKARNA GUGUR

THE DEATH OF KUMBAKARNA
A.jpg

Setelah Kerajaan Alengka dibakar Anoman, Kumbakarna, saudara Rahwana, berusaha meyakinkan Rahwana untuk membebaskan Dewi Sinta dan mengembalikannya ke Rama Wijaya. Kumbakarna menganggap perbuatan Rahwana salah dan keberadaan Dewi Sinta di Kerajaan Alengka hanya membawa petaka. Namun Rahwana tidak memperdulikan ucapan Kumbakarna.

Rama Wijaya dan pasukannya pun menyerang Kerajaan Alengka, Kumbakarna ikut berperang karena dia membela tanah airnya, bukan membela Rahwana yang salah. Pasukan Rama Wijaya dipimpin oleh Laksamana, Saudara Rama Wijaya, dan Gunawan Wibisana, Saudara Kumbakarna. Gunawan Wibisana tidak sanggup berperang melawan Kumbakarna, akhirnya memerintahkan pasukan kera untuk menghadapi Kumbakarna. Pertarungan ini membuat Kumbakarna gugur sebagai panglima perang Kerajaan Alengka.

​

After the Alengka Kingdom was burned by Anoman, Kumbakarna, Rahwana's brother, tried to convince Rahwana to let Dewi Sinta off and return her to Rama Wijaya. Kumbakarna considered Rahwana's actions was totally a disaster. But Rahwana did not heed to Kumbakarna's words.

Rama Wijaya and his troops attacked the Kingdom of Alengka, Kumbakarna joined the war as warlord because he was defending his homeland, not defending Rahwana. Rama Wijaya's troops were led by Laksamana, Rama Wijaya’s Brother, and Gunawan Wibisana, Kumbakarna’s Brother. Gunawan Wibisana was unable to fight against his own brother, Kumbakarna, so he  commanded his monkey troops to againts Kumbakarna. In the end, Kumbakarna died in the battlefield as warlord of Alengka Kingdom.

​

bottom of page