top of page

PUPPET TOY

POPPET TOY STORY
OgoJMcf_PiP-3-ixMKjU-5ABp2Hp0DpMjEYtmZVfM5c=_plaintext_638043487025135547_edited.jpg

Anak-anak pedesaan sering mengembalakan ternak sambil membuat mainan dari bahan yang dirangkai atau dianyam rumput hingga bentuknya menyerupai boneka. Setelah berwujud wayang, biasanya anak-anak memainkannya seolah-olah menjadi dalang dalang seperti yang pernah mereka lihat dalam pertunjukan wayang kulit. Rumput yang biasa mereka pakai untuk wayang adalah jenis rumput “domdoman” sehingga disebut Wayang Domdoman terkadang mereka ingin membuat mainan wayang yang agak kuat dan tahan lama dari bahan bambu yang dibelah/ di iris tipis. Bahan ini juga dianyam menjadi bentuk wayang bambu dengan judul Koleksi Museum Wayang buatan tahun 1963 dari Wonosari Yogyakarta.

​

Rural children often herd cattle while making toys from materials strung or woven by grass so that they resemble dolls. After taking the form of wayang, children usually play it as if they were the puppeteers like those they had seen in shadow puppet shows. The grass that they usually use for wayang is the type of grass "domdoman" so it is called Wayang Domdoman. Sometimes they want to make wayang toys that are rather strong and durable from bamboo material which is split/sliced thinly. This material is also woven into the form of a bamboo puppet with the title Wayang Museum Collection made in 1963 from Wonosari, Yogyakarta.

bottom of page