top of page

WAYANG SADAD

WAYANG SADAD STORY

IMG-20221118-WA0189_edited.jpg

Wayang Sadat dibuat tahun 1985 oleh Suryadi Warnosuhardjo dari desa Mireng Kec. Trucuk, Wayang ini dipergunakan untuk visualisasi keislaman dengan suasana pesantren, Bentuk wayangnya realistik, memakai jubah, tutup kepala seperti sorban, Pertunjukannya dibuka dengan iringan bedug dan dalang memulai dengan mengucapkan Assalamualaikum. Para nayaganya memakai sorban putih. Lakon yang dibawakan ialah bertema cerita para Wali Sanga dan kisah penyebaran agama islam di Jawa. Kata Sadat berasal dari kata Syahadattain. Missi pagelaran adalah dakwah agama Islam serta sebagai upaya melanjutkan tradisi para Wali yang pernah berdakwah pada perayaan Sekatenan di jaman Kerajaan Demak (pembacaan syahadat secara massal).

​

​

Wayang Sadat was made in 1985 by Suryadi Warnosuhardjo from Mireng Village, Kec. Trucuk, this puppet is used for Islamic visualization with the atmosphere of a pesantren. The form of the puppet is realistic, wearing a robe, headgear like a turban. The show opens with the accompaniment of a drum and the puppeteer begins by saying Assalamualaikum. The maids wear white turbans. The play is themed on the story of the Wali Sanga and the story of the spread of Islam in Java. The word Sadat comes from the word Syahadattain. The mission of the performance is to preach Islam and as an effort to continue the tradition of the Wali who preached at the Sekatenan celebration during the Demak Kingdom (mass reading of the shahada).

bottom of page